Dalam pembuatan Peta Geologi Regional diperlukan adanya pemahaman mengenai singkapan batuan yang akan dipetakan, salah satunya adalah singkapan batuan sedimen. Dalam mendeskripsikan dan menginterpretasikan batuan sedimen dibutuhkan pemahaman mengenai karakteristik dan proses pembentukan batuan sedimen tersebut. Salah satu cara untuk memahami karakteristik dan proses apa saja yang terjadi selama fase pengendapan dan pembentukan batuan sedimen tersebut yaitu dengan cara petrografi batuan sedimen.
Petrografi itu sendiri adalah salah satu cabang ilmu geologi yang mempelajari proses pembentukan dan pengklasifikasian batuan. Petrografi sangat penting dipahami oleh seorang geologist, karena dengan pemahaman petrografi akan sangat membantu dalam menginterpreasikan data lapangan dan menentukan kondisi diagenesa batuan tersebut. Pemahaman yang komprehensif mengenai petrografi seharusnya dimiliki oleh para geologist. Oleh karena itu, untuk peningkatan kompetensi dari para geologist tersebut diwajibkan untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Petrografi Batuan Sedimen.
Pelatihan ini terdiri dari pembekalan teori dan praktikum menggunakan mikroskop di kelas serta praktek kerja lapangan. Praktek kerja lapangan ini adalah salah satu metode pembelajaran untuk mempermudah peserta diklat dalam memahami dan mengimplementasikan teori yang diperoleh dikelas dengan kondisi sebenarnya di lapangan. Studi kasus yang dipelajari dilapangan adalah mengamati, mendeskripsikan dan menginterpretasi singkapan batuan sedimen dari formasi pre rajamandala, batu asih dan formasi walat di daerah Padalarang dan Sukabumi.
Endapan sedimen adalah tubuh material padat yang terakumulasi di permukaan bumi atau di dekat permukaan bumi, di bawah kondisi tekanan dan temperatur yang rendah. Endapan sedimen umumnya merupakan produk penghancuran batuan tua yang kemudian diangkut dan didistribusikan oleh arus air atau angin (Pettijohn, 1975). Sebagian sedimen merupakan hasil presipitasi kimia atau biokimia dari larutan. Ada beberapa jenis sedimen yang tidak berasal dari hancuran batuan tua, misalnya batubara yang pada dasarnya merupakan residu organik yang berasal dari tumbuhan serta sedimen vulkanogenik yang berasal dari material hasil letusan gunung api.
Petrologi sedimen (sedimentary petrology) adalah cabang petrologi yang membahas batuan sedimen, terutama pemerian-nya. Pada 1932, Wadell mengusulkan istilah sedimentologi (sedimentology) untuk menamakan ilmu yang mempelajari segala aspek sedimen dan batuan sedimen. Sedimentologi dipandang memiliki ruang lingkup yang lebih luas daripada petrologi sedimen karena petrologi sedimen biasanya terbatas pada studi laboratorium, khususnya studi sayatan tipis, sedangkan sedimentologi meliputi studi lapangan dan laboratorium (Vatan, 1954:3-8). Pemakaian istilah sedimentologi untuk menamakan ilmu yang mempelajari semua aspek sedimen dan batuan sedimen disepakati oleh para ahli sedimentologi Eropa, bahkan akhirnya dikukuhkan sebagai istilah resmi secara internasional bersamaan dengan didirikannya International Association of Sedimentologists pada 1946.
Seiring dengan perkembangannya, sedimentologi telah melalui beberapa tahap perkembangannya, diantaranya yaitu:
- Tahap studi endapan sedimen sebagai satuan stratigrafi.
- Pengumpulan data batuan sedimen dan pemformulasian tafsiran-tafsiran tentatif.
- Lahirnya petrografi sedimen sebagai disiplin ilmu baru, dengan penekanan pada studi sayatan tipis sedimen purba dan analisis laboratorium mengenai tekstur dan mineralogi sedimen lepas.
- Studi tiga dimensi sedimen dan batuan sedimen serta analisis lingkungan berdasarkan geometri, penampang vertikal, dan struktur sedimen. Perkembangan ini meliputi studi lapangan dan laboratorium sehingga lebih tepat disebut sedimentologi.
Selanjutnya Sedimen memiliki nilai ekonomis karena beberapa hal:
- Merupakan wadah tempat dimana bahan bakar fosil (migas) serta air terkandung.
- Merupakan material bahan bakar, misalnya batubara dan serpih minyak (oil shale).
- Merupakan material baku industri keramik, semen portland, serta bahan bangunan.
- Material tempat dimana mineral logam dan non-logam terakumulasi.
Selain karena materialnya yang memiliki keempat peran di atas, sedimentologi perlu dipahami karena pemahaman tentang proses-proses pembentukan, pergerakan, dan pengendapan sedimen sangat penting artinya dalam dunia rekayasa dan geomorfologi, terutama untuk memahami dan mengantisipasi fenomena erosi pantai, pembuatan pelabuhan, manajemen dataran banjir, dan erosi tanah. Jadi, tidak salah bila dikatakan bahwa untuk menjadi ahli geologi-ekonomi, seseorang pertama-tama harus menjadi ahli sedimentologi.
Maksud dari Pendidikan dan Pelatihan Petrografi Batuan Sedimen ini adalah untuk mendapatkan pengetahuan terkait sejarah, mekanisme pembentukan batuan sedimen dan dapat mengaplikasikannya di lapangan.
Tujuan dari Pendidikan dan Pelatihan Petrografi Batuan Sedimen ini adalah agar peserta diklat memiliki kemampuan untuk mendeterminasi dan menginterpretasi sejarah serta mekanisme pembentukan suatu batuan dan lebih jauh dapat menentukan potensi cadangan suatu sumber daya energy dan/atau mineral yang terkandung di dalam batuan sedimen.
Gambar 0. Kesampaian lokasi Praktek Kerja Lapangan
Evaluasi dilakukan untuk mengukur capaian kompetensi peserta terhadap standar kompetensi diklat. Aspek yang dinilai pada peserta adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap. Evaluasi peserta dinilai dengan ketiga aspek tersebut pada saat proses pembelajaran di kelas, praktek kerja lapangan, seminar/wawancara dan post-test serta minimal kehadiran diklat adalah 95 %. Peserta yang telah memenuhi kriteria kelulusan akan diberikan sertifikat. Selain evaluasi peserta, pada diklat ini juga dilakukan evaluasi terhadap pengajar dan evaluasi aspek pelayanan penyelenggaraan diklat sebagai bahan untuk evaluasi internal dan peningkatan kualitas penyelenggaraan diklat kedepannya.
Berdasarkan hasil pengamatan saat PKL dan pemahaman teori di kelas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa diklat petrografi batuan sedimen ini bermanfaat untuk menambah kemampuan atau pengetahuan peserta untuk mendeterminasi dan menginterpretasi sejarah dan mekanisme mengenai pembentukan batuan sedimen berikut menentukan suatu potensi sumber daya energi atau mineral yang terkandung didalamnya.
Gambar 1. Kegiatan belajar-mengajar di kelas
Gambar 2. Kegiatan praktikum menggunakan mikroskop dan mendeskripsikan sayatan tipis batuan sedimen secara mikroskopis.
Gambar 3. Kegiatan praktek kerja lapangan di daerah Sukabumi dan sekitarnya
Gambar 4. Singkapan batupasir menunjukan struktur sedimen dari bouma sikuen (Penampang bouma sikuen di ambil dari Nichols, 2009)
Gambar 5. Singkapan deep channel yang merupakan batupasir masif yang menindih endapam floodplain yang berupa batulempung karbonan
Gambar 6. Singkapan perselingan batu lempung dan batugamping Formasi Rajamandala